Profil Desa Benerkulon
Ketahui informasi secara rinci Desa Benerkulon mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Jelajahi profil Desa Benerkulon, Kecamatan Ambal, Kebumen. Mengungkap potensi agraris, demografi, sosial budaya, dan geliat ekonomi masyarakat di pesisir selatan Jawa Tengah. Informasi akurat, lengkap, dan terkini untuk referensi Anda.
-
Sentra Agraris Utama
Wilayah ini merupakan lumbung padi yang subur di Kecamatan Ambal, dengan sistem pertanian sebagai pilar utama perekonomian dan kehidupan masyarakat.
-
Komunitas Agamis dan Solid
Kehidupan sosial masyarakatnya sangat erat, dilandasi oleh nilai-nilai keislaman yang kental dan tradisi gotong royong yang masih terjaga kuat.
-
Lokasi Cukup Strategis
Berada di jalur yang terhubung dengan pusat kecamatan dan jalan Daendels (jalur lintas selatan-selatan), memberikan aksesibilitas yang baik untuk mobilitas penduduk dan distribusi hasil bumi.

Desa Benerkulon, yang secara administratif berada di wilayah Kecamatan Ambal, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, merupakan sebuah representasi dari denyut kehidupan masyarakat agraris di pesisir selatan Jawa. Dengan topografi dataran rendah yang subur, desa ini menjadi salah satu penopang penting sektor pertanian di kawasannya. Kehidupan masyarakatnya berjalan selaras dengan ritme alam, ditopang oleh nilai-nilai sosial dan budaya yang mengakar kuat, menjadikannya sebuah unit komunitas yang dinamis dan berdaya.
Profil ini akan mengulas secara mendalam berbagai aspek Desa Benerkulon, mulai dari kondisi geografis, demografi, potensi ekonomi, hingga dinamika sosial budaya yang membentuk identitasnya. Informasi yang disajikan bersumber dari data resmi pemerintah, pemetaan wilayah, serta analisis potensi lokal yang relevan.
Letak Geografis dan Kondisi Wilayah
Desa Benerkulon terletak di bagian selatan Kabupaten Kebumen, dengan jarak beberapa kilometer dari garis pantai Samudra Hindia. Posisinya yang berada di dataran rendah membuatnya menjadi lahan yang ideal untuk pengembangan pertanian, khususnya padi sawah. Luas wilayah Desa Benerkulon tercatat sekitar 1,55 kilometer persegi atau 155 hektare. Sebagian besar lahan dimanfaatkan sebagai area persawahan dengan sistem irigasi teknis yang mendukung produktivitas sepanjang tahun.
Secara administratif, wilayah Desa Benerkulon berbatasan langsung dengan beberapa desa lain di sekitarnya, yang turut membentuk ekosistem sosial dan ekonomi yang saling terhubung. Batas-batas wilayahnya yakni:
Sebelah Utara: Berbatasan dengan Desa Ambalresmi
Sebelah Timur: Berbatasan dengan Desa Kaibon dan Desa Ambalresmi
Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Desa Kaibonpetangkuran
Sebelah Barat: Berbatasan dengan Desa Benerwetan
Letaknya yang tidak terlalu jauh dari Jalan Daendels, yaitu jalur lintas selatan-selatan (JJLS) Jawa, memberikan keuntungan dari segi aksesibilitas. Akses jalan desa yang terhubung ke jalan utama kecamatan memungkinkan mobilitas penduduk dan pengangkutan hasil bumi berjalan dengan relatif lancar, baik menuju pusat pemerintahan kecamatan di Ambalresmi maupun ke kota Kebumen.
Demografi dan Kependudukan
Berdasarkan data kependudukan terakhir dari Badan Pusat Statistik (BPS) dalam publikasi "Kecamatan Ambal dalam Angka", jumlah penduduk Desa Benerkulon mencapai sekitar 2.658 jiwa. Dengan luas wilayah 1,55 km², maka kepadatan penduduk di desa ini mencapai angka kurang lebih 1.715 jiwa per kilometer persegi. Angka ini menunjukkan tingkat kepadatan yang cukup tinggi untuk sebuah wilayah perdesaan, menandakan pemukiman yang terkonsentrasi di area tertentu, biasanya di sepanjang jalan utama desa dan dikelilingi oleh hamparan sawah.
Struktur penduduknya didominasi oleh kelompok usia produktif, yang sebagian besar menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian, baik sebagai petani pemilik lahan, petani penggarap, maupun buruh tani. Komposisi penduduknya homogen, yaitu Suku Jawa dengan penggunaan Bahasa Jawa dialek Kebumen (Ngapak) sebagai bahasa komunikasi sehari-hari, di samping Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi.
Mayoritas mutlak penduduk Desa Benerkulon memeluk agama Islam. Hal ini tercermin dari banyaknya sarana peribadatan seperti masjid dan musala yang tersebar di setiap dusun. Kehidupan keagamaan menjadi bagian tak terpisahkan dari aktivitas sosial masyarakat, mulai dari kegiatan pengajian rutin, perayaan hari besar Islam, hingga tradisi-tradisi lokal yang bernapaskan nilai-nilai Islami.
Roda Perekonomian Berbasis Agraris dan UMKM
Perekonomian Desa Benerkulon secara fundamental ditopang oleh sektor agraris. Hamparan sawah yang subur merupakan aset utama desa ini. Komoditas unggulan yang dibudidayakan ialah padi, yang mampu panen dua hingga tiga kali dalam setahun berkat dukungan sistem irigasi yang memadai. Para petani setempat telah menerapkan teknik pertanian yang cukup modern, meskipun metode tradisional masih sering digunakan dalam beberapa proses. Selain padi, sebagian petani juga menanam tanaman palawija seperti jagung, kedelai dan sayur-mayur pada musim tertentu untuk diversifikasi hasil dan pendapatan.
Di luar pertanian sawah, sektor peternakan juga menjadi sumber pendapatan tambahan bagi sebagian warga. Ternak yang banyak dipelihara meliputi unggas seperti ayam dan bebek, serta kambing. Usaha peternakan ini umumnya masih bersifat subsisten atau skala rumah tangga, namun memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut menjadi unit usaha yang lebih besar.
Geliat ekonomi juga terlihat dari tumbuhnya Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di tingkat desa. Beberapa warga mulai merintis usaha di bidang pengolahan makanan, seperti pembuatan aneka kue basah, keripik, serta makanan ringan khas Kebumen. Selain itu, terdapat pula warung kelontong, jasa pertukangan, dan usaha-usaha lain yang melayani kebutuhan primer masyarakat setempat. Keberadaan UMKM ini berperan penting dalam menyerap tenaga kerja lokal dan menciptakan perputaran ekonomi di dalam desa.
Pemerintahan dan Pembangunan Infrastruktur Desa
Penyelenggaraan pemerintahan di Desa Benerkulon dijalankan oleh Pemerintah Desa (Pemdes) yang dipimpin oleh seorang Kepala Desa dan dibantu oleh jajaran perangkat desa. Struktur pemerintahan ini mencakup sekretaris desa, kepala urusan (kaur), kepala seksi (kasi), dan kepala dusun yang bertanggung jawab atas wilayahnya masing-masing. Proses perencanaan pembangunan dilakukan secara partisipatif melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdes) setiap tahunnya untuk menentukan prioritas program yang akan didanai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes).
Pembangunan infrastruktur dasar terus menjadi fokus utama pemerintah desa. Akses jalan desa dan jalan lingkungan telah mengalami banyak perbaikan melalui program pengaspalan dan betonisasi untuk menunjang aktivitas ekonomi dan mobilitas warga. Di bidang pendidikan, terdapat fasilitas pendidikan dasar seperti Sekolah Dasar (SD) Negeri dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang memastikan anak-anak usia sekolah mendapatkan akses pendidikan yang layak.
Untuk layanan kesehatan, masyarakat dapat mengakses Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) atau Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang aktif memberikan layanan kesehatan ibu dan anak, serta program kesehatan dasar lainnya. Untuk penanganan medis yang lebih serius, warga dapat merujuk ke Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kecamatan Ambal yang lokasinya relatif terjangkau.
Kehidupan Sosial dan Budaya Masyarakat
Kehidupan sosial di Desa Benerkulon sangat kental dengan semangat kebersamaan dan gotong royong. Tradisi seperti kerja bakti membersihkan lingkungan, membantu tetangga yang sedang hajatan, atau melayat warga yang meninggal dunia masih menjadi praktik umum yang dijaga oleh seluruh lapisan masyarakat. Solidaritas sosial ini menjadi fondasi utama dalam menjaga kerukunan dan harmoni di lingkungan desa.
Sebagai masyarakat yang agamis, nuansa keislaman sangat mewarnai corak budaya setempat. Kegiatan keagamaan tidak hanya berlangsung di masjid, tetapi juga menjadi bagian dari siklus kehidupan individu, mulai dari aqiqah, pernikahan, hingga upacara pemakaman, semuanya dijalankan sesuai syariat Islam yang dipadukan dengan tradisi lokal yang tidak bertentangan.
Organisasi kemasyarakatan seperti kelompok tani (Gapoktan), karang taruna, dan kelompok pengajian ibu-ibu (majelis taklim) menjadi wadah bagi warga untuk bersosialisasi, berdiskusi, dan menjalankan program-program yang bermanfaat bagi komunitas. Melalui organisasi inilah berbagai aspirasi dan inisiatif dari bawah dapat disalurkan dan diwujudkan secara kolektif.
Potensi dan Tantangan di Masa Depan
Desa Benerkulon menyimpan potensi besar untuk terus berkembang. Lahan pertanian yang subur tetap menjadi aset utama yang jika dikelola dengan inovasi teknologi pertanian modern, dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani. Potensi pengembangan UMKM, khususnya di bidang pengolahan hasil pertanian, juga terbuka lebar. Produk olahan seperti beras organik, tepung beras, atau makanan ringan berbahan dasar hasil bumi lokal dapat menjadi nilai tambah yang signifikan.
Namun di sisi lain, terdapat pula sejumlah tantangan yang perlu dihadapi. Ketergantungan yang sangat tinggi pada sektor pertanian membuat desa ini rentan terhadap fluktuasi harga komoditas, perubahan iklim, dan serangan hama. Regenerasi petani juga menjadi isu penting, di mana generasi muda cenderung lebih tertarik untuk mencari pekerjaan di sektor non-pertanian atau merantau ke kota besar.
Untuk itu, diversifikasi ekonomi menjadi kunci. Mendorong tumbuhnya wirausaha muda di desa, memberikan pelatihan keterampilan di luar sektor pertanian, serta mengoptimalkan pemanfaatan teknologi digital untuk pemasaran produk UMKM merupakan langkah-langkah strategis yang perlu dipertimbangkan. Dengan memadukan kekuatan agraris yang sudah ada dengan inovasi dan adaptasi terhadap perubahan zaman, Desa Benerkulon memiliki peluang besar untuk menjadi desa yang maju, mandiri, dan sejahtera.